PEMBELAJARAN MATEMATIKA GEOMETRI (GARIS SUDUT DAN SEGIEMPAT SEGITIGA) DENGAN PERANGKAT iPAD BERBANTUAN GEOGEBRA DI KELAS VII SMP NEGERI 4 PAKEM UNTUK MENGOPTIMALKAN ANTUSIASME DAN
KEMAMPUAN BERNALAR MATEMATIKA
Nidya Ferry Wulandari
Guru Matematika SMP N 4 Pakem, Sleman, Yogyakarta
Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika kelas VII di SMP Negeri 4 Pakem pada topik garis dan sudut dengan memanfaatkan teknologi yaitu Geogebra. Pembelajaran berbasis ICT ini didasarkan pada tipikal anak-anak generasi Z yang saat ini menduduki bangku sekolah menengah khususnya lebih didominasi penggunaan gadget ataupun smartphone di hampir setiap waktu. Selain itu, semua peserta didik kelas VII di SMP Negeri 4 Pakem sudah memiliki perangkat pembelajaran yaitu Ipad. Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan di SMP N 4 Pakem untuk topik garis dan sudut mengakomodasi kelebihan peserta didik yang merupakan generasi Z yang sangat berkaitan dengan teknologi canggih gadget. Sebelum pembelajaran matematika, peserta diminta terlebih dulu untuk menginstall aplikasi Geogebra ke dalam Ipad sehingga peserta didik dapat bereksplorasi secara mendalam dan mandiri dengan Geogebra. Sementara itu, karakteristik peserta didik kelas VII yang kritis menuntut guru untuk selalu memberikan alasan dari setiap konsep matematika. Oleh karena itu, pembelajaran matematika dilaksanakan dengan perangkat iPad berbantuan aplikasi Geogebra. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan panduan pertanyaan-pertanyaan dan langkah kerja yang harus dilakukan peserta didik. Pembelajaran pada pokok bahasan garis dan sudut yang terlaksana dengan bantuan aplikasi Geogebra adalah menentukan hubungan atau kedudukan antar garis, membagi ruas garis menjadi sama panjang, mengidentifikasi perbandingan ruas garis, menentukan hubungan sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal dan juga melukis sudut-sudut istimewa. Sementara itu pada topik bahasan segiempat segitiga, penggunaan GeoGebra digunakan untuk membuktikan berbagai macam sifat segiempat segitiga, pembuktian luas, dan keliling sampai syarat terbentuknya segitiga. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan guru ketika peserta didik menggunakan GeoGebra adalah peserta didik antusias dan ingin tahun bagaimana membuat beberapa konsep matematika. Hal ini diperkuat dengan hasil angket bahwa 75% peserta didik menyatakan pembelajaran matematika dengan GeoGebra menyenangkan dan membuat peserta didik lebih mudah dalam belajar matematika. Hal ini diperkuat dengan hasil kuis 15 soal pilihan ganda yang diberikan kepada kelas GeoGebra dan kelas presentasi menunjukkan bahwa rata-rata nilai kuis kelas GeoGebra lebih tinggi dari kelas presentasi.
Kata kunci: pembelajaran matematika, geometri, GeoGebra, bernalar matematika
PENDAHULUAN
Pendidikan harus mengikuti perkembangan teknologi, bukan malah sebaliknya. Pendidikanlah yang harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Perpaduan antara pendidikan dan teknologi akan menciptakan sebuah inovasi baru. Dimana kedua faktor tersebut dapat saling mendukung satu sama lainnya. Salah satu inovasi tersebut adalah pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan. Begitu pula di SMP Negeri 4 Pakem sudah menerapkan metode ini. Pembelajaran sudah menggunakan perangkat iPad sebagai media belajarnya. Hal ini juga menjembatani tuntutan teknologi yang semakin canggih dan peserta didik yang lahir pada era digital dengan segala macam kemudahan koneksi internet, sehingga mengakomodasi karakteristik peserta didik yang tergolong generasi digital.
Dua generasi milenial dan digital yaitu generasi Y dan generasi Z banyak mendominasi populasi di Indonesia. GenY (milenial) memiliki gaya belajar audio dan visual. Pembelajaran untuk generasi milenial juga mengembangkan pembelajaran online, akan tetapi juga tetap terdapat interaksi di dalam kelas. Sementara itu Gen Z memiliki gaya belajar yang condong pada visual. Anak-anak Gen Z lahir dan hidup di era digital dan mereka siap untuk menggunakan teknologi seperti laptop, smartphone, iPad, smartwathches, etc. Gen Z juga memiliki karakteristik selalu menanyakan benda atau bukti nyata dari suatu konsep yang dipelajari (Miranda, 2017: 96). Hal ini menjadi salah satu alasan pengembangan dalam dunia pendidikan dan pembelajaran.
Sementara itu, di dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak lagi menjadi mata pelajaran terpisah melainkan terintegrasi dalam setiap mata pelajaran, sehingga guru dan peserta didik harus memiliki kompetensi pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) dalam pembelajaran. Menyikapi hal tersebut, perlu kiranya memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematik peserta didik dengan pembelajaran matematika dengan memanfaatkan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK). Pada pembelajaran matematika banyak Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran, salah satunya adalah aplikasi Geogebra.
Geogebra merupakan salah satu aplikasi yang berjalan pada Java Runtime sehingga sebelum melakukan instalasi geogebra computer harus terlebih dahulu diinstal program Java Runtime Environtment (JRE). Sekarang sudah tersedia software geogebra dalam bentuk portable sehingga memudahkan peserta didik selaku user. Cukup dengan cara mengcopy software geogebra kedalam komputer peserta didik maka program geogebra sudah dapat digunakan. Program komputer yang bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan pnyelesaian persoalan matematika khususnya geometri, aljabar, dan kalkulus. Sebagai sistem geometri dinamik, konstruksi pada geogebra dapat dilakukan dengan titik, vektor, ruas garis, garis, dan fungsi. Dalam pembelajaran matematika, geogebra dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk penyiapan bahan ajar, membuat media pembelajaran (alat bantu pengajaran) matematika, membuat lembar kerja digital dan interaktif, menyelesaikan (memverifikasi) permasalahan matematika. Geogebra dapat digunakan secara mandiri, atau dapat juga dikombinasikan dengan aplikasi yang lain.
Merujuk kembali pada salah karakteristik Generasi Z adalah selalu menanyakan benda atau bukti nyata dari suatu konsep yang dipelajari (Miranda, 2017: 96). Kemampuan ingin tahu tentang bukti nyata dari suatu konsep yang dipelajari tergolong dalam kemampuan bernalar matematika. Menurut NCTM (National Council of teaching Mathematics), terdapat lima standar proses pada pembelajaran matematika, yaitu: pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), hubungan (connection), dan penyajian (representation). Sementara itu, standar isi matematika meliputi bilangan dan operasinya, aljabar, geometri, pengukuran, serta analisis data dan probabilitas (NCTM, 2000: 28-71) . NCTM (2009: 4) menyatakan bahwa “in the most general terms, reasoning can be thought of as the process of drawing conclusions on the basis of evidence or stated assumptions”. Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa secara umum, penalaran dapat diartikan sebagai proses membuat kesimpulan berdasarkan bukti atau asumsi yang ada. Sejalan dengan pernyataan NCTM, Copi dan Cohen (1990: 4) mengungkapkan bahwa “reasoning is a special kind of thinking in which inference takes place, in which conclusions are drawn from premises”. Penalaran adalah jenis berpikir yang khusus di mana terjadi penarikan kesimpulan. Sementara Kilpatrick (2001: 9) mendefinisikan penalaran (reasoning) sebagai “using logic to explain and justify a solution to a problem or to extend from something known to something not yet known”. Penalaran adalah menggunakan logika untuk menjelaskan dan mengetahui kebenaran solusi dari suatu masalah atau memperluas sesuatu yang diketahui menjadi sesuatu yang tidak diketahui. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penalaran adalah jenis berpikir khusus yang menggunakan logika untuk mengetahui kebenaran suatu solusi yang di dalamnya juga berlangsung proses penarikan kesimpulan.
Fadjar Shadiq (2009: 14) menyatakan bahwa menurut dokumen tersebut, indikator-indikator penalaran yang harus dicapai oleh siswa antara lain: 1) Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram; 2) Kemampuan mengajukan dugaan; 3) Kemampuan melakukan manipulasi matematika; 4) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi; 5) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan; 6) Memeriksa kesahihan suatu argumen; 7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penalaran matematika meliputi: 1) Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram; 2) Kemampuan melakukan manipulasi matematika; 3) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi; 4) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan; 5) Memeriksa kesahihan suatu argumen; 6) Membuat generalisasi.
Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kemampuan bernalar matematik siswa diperlukan suatu cara pembelajaran dan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kemampuan tersebut. Sehingga pembelajaran dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu teknik pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar kreatif, dan lebih aktif adalah dengan teknik pembelajaran menggunakan teknologi komputer yang di dalamnya terdapat program Geogebra sehingga diharapkan bahwa kemampuan berpikir matematik siswa dapat ditunjukkan dan meningkat.
Ada beberapa pertimbangan tentang penggunaan software seperti Geogebra dalam pembelajaran matematika. Menurut David Wees (dalam Rahman, 2010) GeoGebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun kemampuan berpikir matematik. Program ini memungkinkan visualisasi sederhana dari konsep geometri yang rumit dan membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep tersebut. Menurut Putz (dalam Rahman, 2010) Ketika siswa menggunakan software geogebra, mereka akan selalu berakhir dengan kemampuan berpikir matematik yang lebih mendalam pada materi. Hal ini mungkin terjadi karena siswa diberikan representasi visual yang kuat, dimana siswa terlibat dalam kegiatan mengkontruksi sehingga mengarah kepada pemahaman geometri yang mendalam. Geogebra yang bersifat dynamis memungkinkan banyak eksplorasi yang dapat dilakukan terhadap suatu konsep matematika sehingga dapat merangsang kreativitas berpikir siswa. Keunggulan lain adalah bahwa geogebra memungkinkan pengguna untuk mengekspor file ke dalam format web (a java applet) yang kemudian dapat di unggah ke web server.
Sejalan dengan hal itu, peserta didik kelas 7 SMP Negeri 4 Pakem sudah memiliki perangkat iPad yang bisa dioptimalkan dalam kegiatan pembelajaran. Perangkat iPad juga digunakan dalam pembelajaran matematika berbantuan Geogebra. Berdasarkan hasil pengamatan, didapat beberapa hal yang perlu dioptimalkan sesuai dengan pemenuhan pembelajaran matematika yang bermutu bagi peserta didik di SMP Negeri 4 Pakem Kabupaten Sleman, yaitu:
1. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan memerlukan bantuan media dalam penyampaiannya agar dapat membangun kemampuan berpikir matematika peserta didik. Sehingga dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik untuk dapat mengoptimalkan perkembangan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimen, inovasi, penemuan, perkembangan minat, bakat dan kecakapannya.
2. Pembelajaran matematika yang hanya terfokus kepada salah satu model pembelajaran saja tanpa bantuan variasi dalam media penyampaiannya dapat menyebabkan jenuh dan bosan serta peningkatan penguasaan keterampilan hasil belajar melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi kurang.
3. Pemanfaatan IT yang modern dan canggih perlu terus diterapkan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir dan era digital yang dimasuki para peserta didik Gen Z.
4. Pembelajaran matematika yang memberikan bukti atas pertanyaan-pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana bisa” yang disampaikan dan ada dalam benak peserta didik menjadi pembelajaran yang perlu dioptimalkan.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan di kelas 7 SMP Negeri 4 Pakem dengan menggunakan perangkat iPad berbantuan aplikasi Geogebra untuk pokok bahasan garis dan sudut dan subpokok bahasan menentukan hubungan atau kedudukan antar garis, membagi ruas garis menjadi sama panjang, mengidentifikasi perbandingan ruas garis, menentukan hubungan sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal dan juga melukis sudut-sudut istimewa.
PEMBAHASAN
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
A. IPad Sebagai Media Pembelajaran
Perangkat pintar pengganti laptop atau biasa yang kita kenal sebagai tablet kian banyak digunakan untuk menunjang aktivitas belajar mengajar. Contohnya seperti di SMP Negeri 4 Pakem. Dengan lebih dari 400 siswa, sistem pendidikan di sekolah ini ditunjang oleh sumber daya teknologi tinggi. Tiap kelasnya telah dilengkapi akses internet broadband yang cepat dan mumpuni.
Penerapan modern lainnya adalah menggunakan iPad sebagai media pembelajaran bagi peserta didik kelas 7 SMP Negeri 4 Pakem. Tablet mutakhir besutan Apple itu digunakan untuk menggantikan peran dari papan tulis, dan juga laptop yang cukup berat. Bukan hanya peserta didik, akan tetapi para pengajar di SMP Negeri 4 Pakem juga turut menggunakan iPad dalam pembelajaran juga sebagai pemantau kinerja siswa. iPad bisa digunakan sebagai perangkat kolaboratif dalam kegiatan belajar mengajar, menjadi perangkat mobile standar yang digabungkan dengan kurikulum dan membantu menghemat biaya untuk pengadaan perlengkapan belajar
Sekolah sengaja memilih iPad karena berbagai pertimbangan. Seperti biaya, portabilitas dan saran dari pihak-pihak terkait. Karena dengan mengggunakan gadget tersebut mempermudah siswa dalam belajar karena lebih efisien, di samping metode belajar ini dapat memperkaya pengetahuan teknologinya. Saat menggunakan iPad, maka kegiatan belajar-mengajar tidak akan menjadi kaku dan menajdi lebih dinamis dan mandiri.
Agar pembelajaran matematika terkhusus pada domain geometri semakin efektif, maka peserta didik diminta menginstall aplikasi Geogebra pada iPad. Peserta didik terlebih dahulu diajarkan dan dikenalkan sekilas tentang fitur-fitur dalam aplikasi Geogebra dan bagaimana penggunaannya. Setelah itu secara mandiri dan dengan bimbingan guru peserta didik dapat berkeksplorasi matematika garis dan sudut dengan Geogebra.
B. Pengenalan Software Geogebra
Tampilan aplikasi Geogebra yang memiliki berbagai macam fitur yang dapat digunakan peserta didik dalam pembelajaran matematika garis dan sudut adalah sebagai berikut:
1. Tampilan Utama
2. Tampilan Toolbar Line
Peserta didik dapat melihat perbedaan antara garis, ruas garis, dan sinar garis.
3. Tampilan Toolbar Kedudukan Garis
C. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Berbantuan Geogebra di SMP Negeri 4 Pakem
Pembelajaran matematika berbantuan Geogebra yang telah penulis laksanakan di SMP Negeri 4 Pakem adalah untuk pokok bahasan “Garis dan Sudut” di kelas VII dengan kompetensi yang dicapai adalah menentukan hubungan atau kedudukan antar garis, membagi ruas garis menjadi beberapa bagian yang sama panjang, menentukan hubungan antar sudut yang dibentuk oleh dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal.
Pembelajaran matematika dengan Geogebra yang dilaksanakan ada yang mandiri dan juga ada yang berkelompok. Jika berkelompok, masing-masing kelompok menggunakan salah satu iPad untuk membuka dan menggunakan aplikasi Geogebra, sementara itu perangkat iPad lain untuk membuka Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru melalui Google Classroom. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru mempresentasikan dan mengajarkan terlebih dulu tata cara penggunaan Geogebra secara singkat.
1. Penggunaan Geogebra dalam menentukan karakteristik untuk setiap hubungan antar garis
Penggunaan aplikasi Geogebra juga dipandu dengan LKS yang diberikan guru sehingga ranah kerja peserta didik menjadi terarah. Berikut lembar kerja yang digunakan sebagai panduan.
Berikut hasil menentukan titik persekutuan pada garis sejajar. Geogebra menunjukkan bahwa tidak ada titik persekutuan pada garis sejajar yang ditandai dengan tanda tanya jika peserta didik meminta menentukan titik persekutuan dua garis sejajar.
Berikut hasil menentukan titik persekutuan pada garis sejajar. Geogebra menunjukkan bahwa ada satu titik persekutuan pada garis yang berpotongan.
Sementara itu, berikut hasil menentukan titik persekutuan pada garis yang berimpit. Geogebra menunjukkan bahwa tidak dapat menentukan secara tepat titik persekutuan pada dua garis yang berimpit, karena banyaknya titik persekutuan pada dua garis yang berimpit adalah tak hingga.
Berikut hasil menentukan titik persekutuan pada garis bersilangan. Geogebra menunjukkan bahwa tidak ada titik persekutuan pada garis bersilangan yang ditandai dengan “undefined” jika peserta didik meminta menentukan titik persekutuan dua garis bersilangan. Peserta didik juga diminta menyampaikan apa yang mereka ketahui tentang dua garis bersilangan dengan melakukan eksplorasi pada Geogebra.
Diharapkan dari kegiatan eksplorasi dengan bantuan Geogebra, peserta didik benar-benar mengingat tentang konsep kedudukan antar garis dan peserta didik dapat menyimpulkan bahwa:
a. Dua buah garis dikatakan berpotongan apabila kedua garis tersebut memiliki sebuah titik persekutuan. Titik persekutuan ini disebut titik potong.
b. Dua garis dikatakan saling berhimpit apabila kedua garis tersebut terletak pada satu garis lurus, sehingga hanya terlihat sebagai satu garis saja dan memiliki tak hingga titik persekutuan.
c. Dua buah garis dikatakan sejajar apabila kedua garis tersebut tidak memiliki satupun titik persekutuan.
d. Dua buah garis dikatakan bersilangan jika kedua garis itu tidak sejajar, tidak berpotongan, dan tidak berimpit. Dua garis bersilangan terjadi pada bidang yang berbeda dan tidak memiliki titik persekutuan.
2. Penggunaan Geogebra dalam membagi ruas garis menjadi beberapa bagian yang sama panjang
Diberikan sebarang ruas garis AB, kemudian peserta didik diminta membagi ruas garis tersebut menjadi 4 bagian yang sama panjang dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Buatlah sebarang ruas garis AB.
b. Buatlah sebarang garis bantu.
c. Buatlah lingkaran dengan jari-jari yang sama sebanyak 4 kali sehingga panjang ruas garis bantu yang terbentuk sama panjang karena panjang jari-jari lingkaran yang digunakan sama sehingga memiliki panjang yang sama.
d. Hubungkan titik akhir garis bantu dengan titik akhir ruas garis yang akan dibagi yaitu hubungkan titik K dan B.
e. Buatlah garis lain yang sejajar ruas garis KB dan melalui titik pada garis bantu.
f. Sebarang ruas garis AB terbagi menjadi 4 bagian yang sama panjang seperti pada gambar berikut.
Selain itu, dengan fitur pada Geogebra peserta didik juga dapat langsung membuktikan bahwa ruas garis yang terbagi benar-benar terbagi sama panjang seperti pada gambar berikut.
Setelah peserta didik mempraktikkan bagaimana langkah-langkah membagi ruas garis menjadi sama panjang, kemudian peserta didik membuat tutorial dalam bentuk video yang kemudian diupload di akun Youtube para peserta didik. Hal ini juga sebagai salah satu bukti eksistensi peserta didik sebagai generasi Z yang sangat familiar dengan berbagai sosial media seperti Youtube. Terlebih lagi Youtube merupakan sosial media dengan rate tertinggi yang paling sering dibuka oleh pengguna internet.
3. Penggunaan Geogebra dalam Menentukan Hubungan Antarsudut yang Terbentuk dari Dua Garis Sejajar yang Dipotong oleh Garis Transversal
Secara berpasangan dengan teman satu bangku, peserta didik diminta mengamati perubahan besar sudut dan sudut mana saja yang memiliki besar sama dari sudut yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dippotong transversal dengan bantuan panduan lembar kerja.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan peserta didik:
a. Peserta didik menggambar sebarang garis yang saling sejajar
b. Peserta didik menggambar garis transversal yang memotong garis sejajar dengan sudut istimewa terlebih dahulu misalnya 600. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peserta didik melakukan pengamatan.
c. Peserta didik diminta untuk menggeser garis-garis transversal dengan sebarang sudut dan diminta mengamati sudut yang memiliki besar yang sama.
d. Peserta didik mengelompokkan sudut-sudut yang memiliki besar yang sama dan dengan bantuan guru memberikan penamaan pada hubungan sudut tersebut.
Berikut adalah tampilan pada Geogebra yang peserta didik diminta mengamati pasangan sudut yang memiliki besar yang sama.
Peserta didik dapat menggeser garis transversal seperti pada gambar berikut sehingga peserta didik dapat menggeneralisasikan pasangan sudut yang memiliki besar yang sama pada garis sejajar.
Selanjutnya peserta didik diberikan pertanyaan apakah pasangan sudut yang besarnya sama (sudut sehadap, bertolak belakang, dalam berseberangan, dan luar berseberangan) berlaku juga untuk sebarang garis yang tidak sejajar. Peserta didik diminta mengamati besar sudut pada garis yang tidak sejajar dan dipotong oleh garis transversal.
4. Penggunaan Geogebra dalam Melukis Sudut-Sudut Istimewa dengan Jangka
Setelah kegiatan eksplorasi selesai dilakukan, setiap konsep matematika dibahas dan disimpulkan oleh peserta didik bersama guru.
HASIL PEMANFAATAN GEOGEBRA
A. Hasil Karya Peserta Didik
Pemanfaatan GeoGebra selain untuk menemukan konsep juga sebagai media anak untuk menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi siapapun. Peserta didik membuat video cara membagi sebarang ruas garis dengan menggunakan GeoGebra dan kemudian peserta didik diminta mengupload hasil karya mereka di akun Youtube masing-masing peserta didik. Berikut adalah link tugas hasil karya peserta didik untuk membagi sebarang ruas garis yang dikirimkan kepada guru mata pelajaran via surat elektronik/email. Hal ini diperuntukkan agar guru bisa mengetahui link video peserta didik dan juga untuk penilaian hasil karya peserta didik.
Berikut adalah tampilan daftar karya peserta didik tentang membagi sebarang ruas garis yang sudah masuk di Youtube channel. Beberapa video milik peserta didik sudah ditonton oleh puluhan viewers. Dari sini menekankan juga kepada peserta didik bahwa penggunaan IT tidak serta merta menjadi ladang enterpreneurship tetapi juga dari sisi humanis untuk berbagi kepada sesama.
Sementara itu pada gambar berikut merupakan hasil karya peserta didik yang menampilkan cara membagi sebarang ruas garis.
Berikut beberapa link youtube yang menampilkan cara membagi sebarang ruas garis di akun Youtube milik peserta didik.
1. https://youtu.be/3jnAoP73iEo (Satrio Dewangga Kelas 7A)
2. https://youtu.be/PtJjg2Neeyc (Zaki Reswara Kelas 7A)
3. https://youtu.be/hiC-FOMLmTs (Hafizh Kelas 7A)
4. https://youtu.be/Tet7dBh7wWo (Nafisa Anindyo Kelas 7A)
5. https://youtu.be/wRteaeC7irk (Acintya Zahra Kelas 7A)
6. https://youtu.be/rz58Es3tfq0 (Nadia Herwinda Kelas 7A)
7. https://youtu.be/7Jh31cFLh4c (Auditya Sofyananda Kelas 7A)
8. https://youtu.be/LX8dbLIiw7A (Daffa Putera Kelas 7A)
9. https://youtu.be/LX8dbLIiw7A (Alesha Hana Kelas 7A)
10. https://youtu.be/LX8dbLIiw7A (Aisya Cahya Kelas 7A)
11. https://youtu.be/LX8dbLIiw7A (Adelia Putri Kelas 7A)
12. https://youtu.be/LX8dbLIiw7A (Xaviera Kelas 7A)
13. https://youtu.be/zoXImyACV0I (Nova Amelia Kelas 7A)
14. https://youtu.be/LX8dbLIiw7A (Irfan Fadhila Kelas 7A)
15. https://youtu.be/4n6LXE8LC1A (Muhammad Akbar Pradipta Kelas 7A)
16. https://youtu.be/dkqtuPTZ94U (Kalangwan Inggil Kelas 7A)
17. https://youtu.be/M8p-opylPow (Chevy Raya Kelas 7A)
18. https://youtu.be/j3uAfPZ4I0Q (Syabitha Kelas 7A)
B. Hasil Angket Antuasiasme Siswa
Setelah pembelajaran dilakukan dengan media GeoGebra, peserta diminta mengisi angket online tentang antuasiasme siswa mengikuti pembelajaran matematika dengan bantuan GeoGebra pada link berikut: https://forms.gle/i5h5r9WvjBbKyMRX9. Gambar berikut merupakan halaman awal angket antuasiasme siswa.
Adapun penyajian data hasil analisis angket terlampir pada link https://docs.google.com/forms/d/1TLQARYbea2JmZHvNGK_6jiTbRyeu9dBmxN3C2EkXN1c/edit#responses yang disajikan pada gambar berikut:
Gambar 1. Hasil Angket Geogebra Menyenangkan
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, sebanyak 75% peserta didik menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan GeoGebra menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli Menurut David Wees (dalam Rahman, 2010) GeoGebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun kemampuan berpikir matematik. Program ini memungkinkan visualisasi sederhana dari konsep geometri yang rumit dan membantu meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep tersebut. Menurut Putz (dalam Rahman, 2010) Ketika siswa menggunakan software geogebra, mereka akan selalu berakhir dengan kemampuan berpikir matematik yang lebih mendalam pada materi. Hal ini mungkin terjadi karena siswa diberikan representasi visual yang kuat, dimana siswa terlibat dalam kegiatan mengkontruksi sehingga mengarah kepada pemahaman geometri yang mendalam. Geogebra yang bersifat dynamis memungkinkan banyak eksplorasi yang dapat dilakukan terhadap suatu konsep matematika sehingga dapat merangsang kreativitas berpikir siswa
Gambar 2. Hasil Angket Geogebra Memudahkan Belajar
Menambahkan pula bahwa berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa sebanyak hampir 73% peserta didik menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa dengan menggunakan GeoGebra peserta didik menjadi lebih mudah dalam belajar matematika, sementara 23% peserta didik menyatakan biasa saja dengan penggunaan GeoGebra dalam menunjang belajar peserta didik.
Gambar 3. Hasil Angket Geogebra Memudahkan Memahami Konsep
Menambahkan pula bahwa berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa sebanyak hampir 74% peserta didik menyatakan bahwa dengan penggunaan GeoGebra membuat peserta didik lebih mudah memahami konsep matematika, sementara 22% peserta didik menyatakan biasa saja dengan penggunaan GeoGebra dalam menunjang belajar peserta didik dan 4% menyatakan kurang setuju.
Gambar 4. Hasil Angket Proyek GeoGebra
Selain itu pula bahwa berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa sebanyak hampir 83% peserta didik merasa tidak terbebani dengan proyek GeoGebra yang kemudian diminta diupload di akun Youtube masing-masing peserta didik.
Gambar 5. Hasil Angket Pengoperasian GeoGebra
Berdasarkan Gambar 5, lebih dari 90% peserta didik menyatakan bahwa pengoperasian GeoGebra tidak rumit dan tidak sulit. Masing-masing peserta didik sudah menginstall iPad mereka dengan GeoGebra, dan berdasarkan pengamatan guru ketika di kelas, peserta didik terkadang sudah menggunakan GeoGebra tersendiri tanpa guru meminta. Hal ini semakin mendukung bahwa penggunaan GeoGebra mudah dan menyenangkan bagi peserta didik.
C. Sharing Media Pembelajaran GeoGebra
Untuk berbagi media pembelajaran GeoGebra yang sudah dipersiapkan guru dengan menggunakan Google Classroom. Berikut adalah salah satu contoh tampilan bahan ajar GeoGebra untuk materi segiempat dan segitiga yang disampaikan kepada peserta didik melalui Google Classroom.
D. Evaluasi Pembelajaran
Setelah dilakuakan pembelajaran berbasis IT, peserta didik perlu diuji pemahaman mereka tentang konsep matematika yang telah dipelajari. Guru memberikan soal tanya jawab secara langsung, latihan terstruktur, maupun kuis online menggunakan Kahoot seperti pada gambar di bawah ini.
Penggunaan kuis online Kahoot ini sangat menyenangkan karena peserta didik harus beradu cepat dan benar dengan peserta didik lain untuk mendapatkan skor tertinggi. Jawaban benar saja belum cukup untuk Kahoot ini akan tetapi skor tertinggi diperoleh dari jawaban benar dan tercepat.
Penggunaan Kahoot selain sebagai kuis online juga dapat sebagai tugas mandiri peserta didik. Pengoperasian Kahoot juga tidak sulit, peserta didik dapat menginstall aplikasi maupun berbasis web.
Berikut adalah tabel hasil kuis 15 soal pilihan ganda topik segiempat dari kelas yang lebih banyak menerapkan GeoGebra dan kelas yang lebih banyak presentasi dan penggunaan GeoGebra hanya satu pertemuan:
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra bagi peserta didik yang telah penulis lakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran matematika berbantuan geogebra dapat menghilangkan kejenuhan dan kebosanan karena peserta didik merasa seperti bermain gadget serta dapat menumbuhkan kreativitas peserta didik, dan membekali peserta didik dengan kemampuan yang harus dimiliki pada abad 21 seperti kemampuan meneliti, komunikasi dan melek informasi.
2. Pembelajaran matematika lebih bermakna dikarenakan peserta didik membuktikan langsung setiap konsep matematika yang dipelajari.
3. Pembelajaran matematika berbantuan GeoGebra membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan peserta didik lebih mudah dalam belajar matematika dan memahami konsep matemaika.
4. PengoperasianGeoGebra tidak rumit dan sulit sehingga pembelajaran matematika dengan GeoGebra tidak membutuhkan waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA
FadjarShadiq. (2009). Kemahiran matematika. Diakses dari http://p4tkmatematika.org/file/SMA_Lanjut/smalanjut-kemahiran-fadjar.pdf.
Copi, I & Cohen, C. (1990). Introduction to logic. New York, NY: Macmillan Publishing Company.
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington: National Academy Press.
Miranda, G. (2017). Leading and Teaching the Next Generations: Gen X and Z. Florida, USA: Digital Universities, International Best Practices and Applications.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
NCTM. (2009). Focus in Hogh School Mathematics: Reasoning and Sense Making. Reston, VA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Rahman, R. (2010). Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Geogebra terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Self-concept Siswa. Program Studi Pendidikan Matematika SPS UPI. Tesis. Tidak diterbitkan.
LAMPIRAN