Pelatihan intern guru dalam integrasi zoonosis di SMPN 4 Pakem (Kamis, 22 Agustus 2024)
SMP Negeri 4 Pakem – Manusia dan hewan hidup berdampingan dan berinteraksi erat. Namun, interaksi ini juga membawa risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia, yang dikenal sebagai zoonosis. Banyak penyakit yang kita kenal, seperti rabies dan flu burung, termasuk dalam kategori zoonosis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, seperti konsumsi daging yang salah, perusakan hutan, perdagangan satwa liar, urbanisasi, dan perubahan iklim. Faktor-faktor ini saling terkait dan memperkuat satu sama lain. Misalnya, perambahan hutan untuk pertanian mendorong manusia untuk lebih dekat dengan hewan liar, meningkatkan risiko penularan penyakit.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan hingga yang fatal, dan menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, terutama di daerah dengan populasi hewan ternak yang tinggi. Kita bisa tertular melalui berbagai cara, misalnya saat bermain dengan hewan peliharaan, mengonsumsi makanan yang tidak matang, atau digigit agen penyakit zoonosis. Untuk mencegah munculnya pandemi baru, kita perlu mengubah cara kita berinteraksi dengan alam dan hewan. Diantaranya kita harus rajin mencuci tangan, menghindari gigitan hewan, menggunakan pelindung saat terluka, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Untuk kepentingan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran zoonosis di Indonesia dan DIY pada khususnya, SMP 4 Pakem mengintegrasikan upaya pencegahan dan penyadaran zoonosis dalam pembelajaran selain melalui pembiasaan budaya sekolah. Pengintegrasian diawali dengan pelatihan intern di sekolah dengan narasumber Kepala Sekolah, Bapak Ponidi, dan guru penggerak pencegahan zoonosis, Ibu Sanie. Pelatihan intern sekolah dilaksanakan pada hari Kamis, 22 Agustus bertempat di aula Selatan SMPN 4 Pakem. Sebelumnya, beberapa Kepala Sekolah dan guru penggerak telah mendapat pembekalan khusus dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. Pembekalan yang juga disupport oleh FAO-ECTAD ini berfokus pada lima prioritas zoonosis yaitu rabies, antraks, flu burung, bruceliosis, dan leptospirosis.
Setelah mengikuti pelatihan intern, guru guru merencanakan startegi implementasi zoonosis awareness melalui analisis keterkaitan zoonosis dalam kurikulum merdeka sekaligus praktik penyusunan modul P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dan modul ajar bertema zoonosis. Guru menyusun modul ajar dan melaksanakan pada pembelajaran intra kurikuler setiap mata pelajaran dan P5 pada kegiatan kegiatan kokurikuler dengan mengintegrasikan zoonosis.