Foto : Para siswa foto bersama didepan Museum Gunung Merapi Hargobinangun Pakem
“Implementasi Penguatan Karakter, Kuatkan Fisik-Mental-Disiplin, Sekaligus Penguatan SPAB”
SMP NEGERI 4 PAKEM – Sabtu (13/8/2022) pukul 06.30 WIB terlihat peserta didik, guru, dan karyawan telah berkumpul di lapangan dengan mengenakan baju dan sepatu olahraga. Ternyata pagi itu, seluruh warga SMP Negeri 4 Pakem akan melaksanakan kegiatan kunjung museum yakni ke Museum Gunung Merapi. Museum sebagai salah satu Pusat Pembelajaran, Penelitian dan Rekreasi mempunyai peran dalam mengembangkan wawasan terutama di kalangan pelajar sehingga museum diharapkan mempunyai peran lebih dalam mendukung proses belajar mengajar.
Pukul 06.40 WIB Bapak Ponidi Kepala SMPN 4 Pakem memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan. Bapak Ponidi menegaskan maksud dan tujuan kegiatan kunjung museum yakni menguatkan SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana). Seperti diketahui bahwa SMP Negeri 4 Pakem terletak sekitar 14 km dari puncak Gunung Merapi. Untuk itu, perlu adanya penguatan wawasan kebencanaan bagi seluruh warga sekolah. Dalam keadaan tertentu ancaman letusan gunung Merapi bisa terjadi. Ancaman bencana tidak bisa dihindari, namun pengurangan resiko bencana dapat dilakukan, sehingga semua warga sekolah dapat aman, cepat tangap dan tangguh dari bencana. Dengan kunjungan Museum Gunung Merapi ini, seluruh warga sekolah dapat mengetahui lebih dalam tentang Gunung Merapi dan upaya mitigasi jika Gunung Merapi erupsi.
Untuk sampai ke Museum Gunung Merapi, seluruh warga sekolah berjalan kaki. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menguatkan fisik warga sekolah khsususnya peserta didik. Guna pengamanan, sekolah berkoordinasi dengan Polsek Pakem dengan menerjunkan 12 personil dan armada kendaraan. Untuk kesehatan, sekolah dibantu tenaga Kesehatan berikut armada ambulan dari Puskesmas Pakem.
Tepat pukul 07.00 WIB rombongan mulai berjalan menyusuri pinggir jalan diawali dari kelas 7A, 7B, 7C hingga 9E didampingi oleh wali kelas dan bapak ibu guru pendamping. Dalam perjalanan, peserta didik menerapkan unggah-ungguh. Unggah-ungguh yang diterapkan seperti sikap yang sebaiknya dilakukan jika bertemu dengan orang lain misalnya menyapa, menyampaikan mangga Pak, Bu, maupun nuwun sewu, ndherek langkung. Selain itu, peserta didik juga menerapkan tepa selira untuk berbagi jalan dengan pengguna jalan yang lain. Meskipun jumlah peserta didik 500-an yang berjalan, mereka diajarkan tetap berjalan di pinggir untuk menghormati pengguna jalan yang lain.
Hal yang menarik dari perjalanan ini adalah terlihat peserta didik kelas 9 yakni Khalif dan teman-teman mebawa kantong untuk mengambil sampah yang terlihat di sepanjang jalan. Hal ini mereka lakukan dengan kesadaran sendiri.
Kurang lebih pukul 09.30 WIB peserta didik dan pendamping telah sampai di Museum Gunung Merapi disambut oleh Ibu/Bapak Guru yang bertugas di sana. Diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya secara bersama-sama, dilanjutkan dengan duduk merenggangkan otot setelah perjalanan kurang lebih 6 km. Setelah beberapa saat, seluruh peserta didik dan guru makan siang. Pada kesempatan ini, peserta didik juga diajak untuk menerapkan adab makan. Tidak lupa membersihkan sisa makanan hingga tidak meninggalkan sampah.
Kegiatan dilanjutkan dengan masuk Museum Gunung Merapi secara bergiliran setiap kelas. Saat masuk museum, disuguhkan replika Gunung Merapi beserta dengan sebaran awan panas dan aliran lava pijar yang menyerupai kejadian erupsi. Disuguhkan juga gambaran rumah yang tertimbun materi vulkanik, ribuan ternak mati, dan evakuasi warga.
Kegiatan ini juga diharapkan meningkatkan jiwa korsa peserta didik. Seluruh warga sekolah terlihat menikmati perjalanan dan kunjungan di Museum Gunung Merapi. **(Hlm)