SMP Negei 4 Pakem – Itulah suasana Selasa, 11 Desember 2018 kira-kira pukul 09.57. Secara tiba-tiba terdengar teriak “gempa-gempa”, demikian pula bel berbunyi asal bunyi karena tidak beraturan seperti biasanya, semua warga berlindung di tempat yang dianggap aman, kebanyakan di bawah meja ruang mereka beraktifitas. Beberapa detik kemudian ada suara dari pengeras agar menjauh dari jendela, kaca, pintu dan lain lain. Suara pengeras mengintruksikan agar mereka tetap berlindung terutama melindungi kepala. Beberapa menit kemudian terdengar instruksi agar semua warga menuju ke titik kumpul terdekat melalui jalur evakuasi sambil tetap melindungi kepala dengan tas atau benda lain. Begitulah bagian awal kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa bumi di SMP N 4 Pakem.
Menyadari posisi geografis di kawasan lereng merapi yang rentan terhadap berbagai bencana, SMP N 4 Pakem menyatakan diri sebagai sekolah berwawasan lingkungkan dan mitigasi bencana. Tidak hanya menjadi jargon saja, tetapi disepakati oleh semua stakeholders dan dituangkan dalam kurikulum sekolah. Sebagai salah satu konsekuensinya sekolah berupaya membekali semua warganya dengan pengetahuan dan pemahaman baik teori maupun praktik dalam upaya untuk selalu mengurangi resiko bencana.
Dalam upaya mitigasi bencana SMP N 4 Pakem bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, tentu sangat intensif kerjasama denga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman. Kegiatan simulasi mitigasi ini juga mendapat pendampingan intensif dari BPBD Sleman. Kegiatan pendampingan diawali dengan sosialisasi berbagai potensi bencana yang ada di Pakem pada Senin, 10 Desember 2018. Pada kegiatan sosialisasi ini disampaikan setidaknya ada 7 (tujuh) potensi ancaman bencana yaitu erupsi G. Merapi, banjir lahar hujan, gempa bumi, tanah longsor, angin ribut, kekeringan, dan kebakaran. Ancaman bencana tersebut dibahas secara detail, berikut cara menyelamatkan diri dan menolong sesama.
Pada Selasa, 11 Desember 2018 disimulasikan upaya evakuasi terhadap bencana yang berupa gempa bumi.