SMP Negeri 4 Pakem – “ACEX 2021: Resilience and Unity in Diversity During Pandemic” adalah kompetisi antar pelajar yang diadakan oleh SMP Labschool Kebayoran, Jakarta Selatan sebagai ajang mengumpulkan pelajar dari seluruh Indonesia untuk menguatkan ketahanan dan menjalin kesatuan dalam keberagaman selama pandemi. Bidang yang diperlombakan adalah seni, olahraga dan budaya. Pada bidang olahraga, E-Sport dipilih sebagai sarana melatih kepercayaan diri, sportivitas, kerjasama, dan toleransi peserta didik. Selain itu, olahraga ini tidak memerlukan pertemuan secara fisik untuk berkolaborasi dan berkompetisi antar peserta didik dari beragam sekolah dan beragam wilayah. E-Sport atau Electronic Sport adalah permainan olahraga elektronik yang dipertandingkan secara online dengan gadget atau perangkat sejenisnya dengan permainan yang beragam.
Apoclypse Deus, tim E-Sport Pradyasiwi menunjukkan kebolehannya diajang perlombaan ACEX 2021 yang diadakan pada tanggal 27 Januari 2021 sampai 11 Februari 2021 secara online atau daring (dalam jaringan), menyingkirkan lawan-lawannya dari SMP dan Madrasah Tsanawiyah seluruh Indonesia dan berhasil mempersembahkan Juara 2. “Ya seru, Bu! Bisa lawan sama sekolah-sekolah di Indonesia, kita juga dapet pengalaman baru dari eventnya”, ungkap Nyoman. Tim yang terdiri dari I Nyoman Radhitya Kusuma Negara (9A), Adiyatma Fathurrahman (9B), Krishna Nauval Harlan (9D), Bagus Riza Anggara (9D), Daffaputera Tyan Adinata (9E), dan Jody Indera Maulana (9E) merasa menikmati perannya sebagai tim, bersenang-senang dalam game dan berhasil menorehkan prestasi pada bidang yang digemarinya.
Tim kedua dari SMP N 4 Pakem yang juga turut memeriahkan gelaran lomba ini adalah Upnormal Team, dianggotai oleh Faris Khairi Murtadho (9D), Adrian Sinulingga (8D), Misyal Tsabit Hakim (8A), Muhammad Raafi Adhindra (8D), dan Marsha Alifia Nurrahma (8D). Meskipun belum berhasil menduduki peringkat, tim ini mengaku senang bisa berpartisipasi. “Pingin lanjut terus latihan lagi biar naik tingkat ke jenjang yang lebih tinggi”, terang Faris. Memang, untuk menyeimbangkan antara akademik dan game perlu usaha yang keras, fokus, dan konsisten. “Membagi waktu kapan saatnya bermain game, kapan saatnya belajar, dan kapan saatnya olahraga, jangan sampai berlebihan apalagi lupa waktu”, tambah Fariz. Membagi waktu dengan seimbang diperlukan oleh setiap peserta didik agar kewajiban sebagai pelajar tetap terlaksana dengan baik.
Prestasi-prestasi di tengah masa pandemi ini semoga menjadi motivasi bagi peserta didik lain agar selalu meningkatkan kemampuan diri sesuai dengan passion dan mengikuti berbagai kompetisi untuk mengembangkan potensi diri sebagai bagian dari pembelajaran sepanjang hayat. Pradnyasiwi Jaya! Pradnyasiwi Juara!