Wahyu Tri Harsana1), M. Happy Alhaq Sahara2), Esti Swatika Sari3)
1)SMP Negeri 4 Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Email: wahyu.3harsana@gmail.com
2)Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta
Email: muhammadhappy.2018@student.uny.ac.id
3)Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta
Email: estiswatika.2017@student.uny.ac.id
Abstrak: Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilatarbelakangi oleh kepasifan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar pada meteri teks iklan, slogan, poster serta tingkat berpikir kritis siswa terhadap materi tersebut juga masih rendah. Penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan berpikir kritis pada teks iklan, slogan, poster dengan menggunakan model think pair and share di kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu obsevasi, lembar kerja peserta didik, soal tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data pada kuantitatif ini menggunakan teknik statistik deskripstif. Keabsahan data diperoleh melalui validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran TPS yang telah diimplementasikan pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam mengidentifikasi teks iklan, slogan, poster serta meningkatkan keaktifan dan partisipatif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Keberhasilan ini dapat dilihat pada meningkatnya nilai atau hasil tes siswa sejak pada pratindakan, siklus I, dan pada siklus II. Pada pratindakan tidak ada satupun siswa yang tuntas itu artinya 00,00% pada pratindakan, kemudia pada siklus I terdapat 72,40% siswa yang tuntas, dan pada siklus II terdapat 100% siswa tuntas. Dengan begitu, dapat terlihat bahwa telah terjadi peningkatan pembelajaran teks iklan, slogan, poster dengan model pembelajaran TPS untuk siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem.
KATA KUNCI: Model TPS, teks iklan, slogan, poster, peningkatan berpikir kritis
Abstract: This research is a Classroom Action Research (CAR) which is motivated by students’ passivity towards teaching and learning activities on the material of advertising texts, slogans, posters, and the level of critical thinking on these materials is also still low. This study also aims to improve critical thinking in advertising texts, slogans, posters using the think pair and share model in class VIII A of SMP Negeri 4 Pakem. The subjects of this study were students of class VIII A of SMP Negeri 4 Pakem. Data collection techniques used in this classroom action research are observation, student worksheets, test questions, and documentation. The data analysis technique used in this research is quantitative and qualitative analysis. This quantitative data analysis technique uses descriptive statistical techniques. Validity data obtained through validity and reliability. The results showed that the TPS learning model that had been implemented in class VIII A SMP Negeri 4 Pakem could improve critical thinking skills in identifying advertising texts, slogans, posters and increase activeness and participation in learning Indonesian. This success can be seen in the scores or test results of students since pre-action, cycle I, and cycle II. In the pre-action there were no 100 students who completed it, which means 00% in the pre-action, then in the first cycle there were 72.40% students who completed, and in the second cycle there were 100% of the students completed. That way, it can be seen that there has been an increase in the learning of advertising texts, slogans, posters with the TPS learning model for class VIII A students of SMP Negeri 4 Pakem.
KEYWORDS: TPS model, advertisement text, slogan, poster, increase of critical thinking
- PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu proses untuk mengatur dan untuk mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga nantinya dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik untuk melakukan proses belajar (Aprida, Darwis, 2017: 337). Dalam proses pembelajaran tersebut tentu harus ada komunikasi dua arah yang dilakukan oleh peserta didik dan juga pendidik. Komponen-komponen tersebut adalah komponen penting yang harus ada di dalam pembelajaran tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Melalui pembelajaran dan komunikasi dua arah yang dilakukan antara peserta didik dan pendidik ini diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya salah satunya yaitu untuk berpikir kritis. Berpikir kritis ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjadi salah satu perubahan dan pembaharuan dalam kurikulum. Selain itu, berpikir kritis ini juga menjadi salah satu tolok ukur untuk meningkatkan tingkat berpikir peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran salah satunya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Proses pembelajaran yang berlangsung masih seringkali peserta didik kurang berpartisipasi dalam memberikan jawaban atau memberikan pendapat yang diajukan oleh pendidik atau guru. Akibat dari kurangnya keaktifan peserta didik tersebut maka peserta didik menjadi pasif untuk menayatakan suatu pendapat mengenai permasalahan-permasalah yang telah ditemukan dan biasanya harus dipancing terlebih dahulu oleh guru tidak terkecuali di SMP Negeri 4 Pakem kelas VIII A.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan sebelumnya pada kelas VIII A SMPN 4 Pakem bahwasannya masih terdapat siswa yang pasif dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, dan poster. Siswa-siswa tersebut harus dipancing terlebih dahulu oleh guru dimaksudkan agar siswa yang bersangkutan aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi iklan, slogan, dan poster.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan juga pada kelas VIII A SMPN 4 Pakem ini, para siswa juga masih mengalami kesulitan dalam memahami materi teks iklan, slogan, dan poster. Bahkan jika dilihat dari hasil pra tindakan 1 seluruh siswa di kelas VIII A SMPN 4 Pakem belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan masih tergolong rendah pada materi teks iklan, slogan, dan poster.
Menurut Monle Lee dan Carla Johnson (Situmeang, 2016: 18) menjelaskan bahwa iklan adalah komunikasi yang bersifat komersial dan nonpersonal menngenai sebuah organisasi atau produk-produk yang disampaikan ke suatu masyarakat dan khalayak umum melalui berbagai media yang ada.
Trianto (2007: 114) menyatakan bahwa slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, menonjol, serta mudah diingat untuk memberikan sesuatu. sedangkan menurut Wahono (2008: 107) menyatakan bahwa slogan adalah perkataan atau kaliamt yang pendek untuk memberitahukan kepada seseorang terhadap sesuatu hal.
Menurut Kosasih (2017: 30) poster adalah plakat yang berupa kata-kata dan gambar yang biasanya di taruh di tempat-tempat umum unruk memberitahukan kepada khalayak umum mengenai suatu ide, hal baru, atau hal yang diarasa penting.
Kepasifan, kurangnya keaktifan, dan kurangnya berpikir kritis siswa dalam pembelajarn bahasa Indonesia ini tentu harus ada solusi untuk memecahkan hal tersebut. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut yaitu seorang pendidik harus dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tentunya perlu dilakukan suatu tindakan dan ketepatan memilih teknik pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk lebih aktif dan dapat menerapkan critical thinking dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ini.
Menurut Jhonson (Supriya, 2009: 143) menyebutkan bahwa berpikir kritis merupakan perbuatan seseorang guna untuk mempertimbangkan, menghargai, dan juga untuk menaksirkan nilai sesuatu hal yang dianggap penting. Dalam hal ini, ia juga mengungkapkan bahwa tugas seseorang untuk berpikir kritis yaitu menerapkan berbagai norma dan tentunya sesuai dengan standar yang tepat dan jelas terhadap suatu hasil dan nantinya dapat dipertimbangkan nilainya serta mengartikulasi berbagai pertimbangan tersebut.
(Nurlaela dan Ismiyati, 2015: 7) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis antara lain: 1) Membandingkan dan membedakan, 2) Membuat kategori, 3) Meneliti bagian-bagian kecil dan secara keseluruhan, 4) Menerangkan sebab, 5) Membuat urutan-urutan secara terperinci, 6) Menentukan sumber-sumber yang dipercayai guna memperkuat argument atau alasan.
Milton Keynes (Zakiah & Lestari, 2019: 13) menyebutkan bahwa ada beberapa cara untuk berpikir kritis sehingga setiap orang dapat belajar dan juga berlatih untuk berpikir secara kritis. Adapun cara-caranya yaitu 1) Mengidentifikasi dorong informasi, 2) Analisa Materi, dan 3) Membandingkan dan menerapkan informasi.
Salah satu teknik atau metode pembelajaran yang sesuai dan tentunya memungkinkan siswa untuk menjadikan siswa lebih aktif dan dapat berpikir secara kritis serta menumbuhkan interaksi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya yaitu teknik Think Pair and Share (TPS) yang merupakan bagian dari cooperative learning.
Think pair and share adalah sebuah metode pembelajaran yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dengan cara berpikir kritis bahwa semua diskusi dilakukan dalam pengaturan seluruh kelompok dan langkah-langkah yang digunakan dapat meberikan siswa lebih banyak waktu berpikir, merespons hingga saling membantu sama lain (Arend, 2013).
Menurut Trianto (2007: 81) menjelaskan bahwa langkah-langkah penerapan metode pembelajran think pair share harus melalui tiga tahap diantaranya yaitu 1) think, 2) pair, dan 3) share.
- METODE
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau bisa disebut dengan Class Room Action Research. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam hal ini yaitu meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis sehingga pembelajaran di kelas dapat terlaksana dengan lebih baik. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru yang bekerja sama dengan siswa dengan maksud tertentu yaitu guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara berpikir secara kritis.
Penelitian tindakan kelas (Class Room Action Reseach) ini meliputi beberapa tahap, mulai dari mencari ide awal penelitian, menentukan tema penelitian, tahap perencenaan, mengimplementasikan tindakan, pengamatan, sampai pada tahap observasi. Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi (Asrori, dkk, 2009: 9) menyebutkan bahwa suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja untuk dimunculkan dan terjadi pada sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Asrori, dkk, 2009: 17).
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- Pratindakan
Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan berpikir kritis siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi teks iklan, slogan, poster dengan menggunakan metode think pair and share. Peneliti sebelum melakukan tindakan ini melakukan observasi terlebih dahulu mengenai proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VIII A SMPN 4 Pakem guna mengetahui sejauh mana para siswa mengenal dan memahami materi teks iklan, slogan, poster. Hal tersebut juga bertujuan untuk mengetahui tingkat berpikir kritis para siswa. Adapun nilai dari pratindakan di kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Nilai Pratindakan Kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem
Dari data di atas, diperoleh rata-rata untuk tingkat berpikir kritis siswa adalah sebesar 53,33 dari jumlah keseluruhan nilai siswa pada satu kelas yaitu pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Dari data di atas seluruh siswa pada kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) belum ada dalam jumlah persen yaitu sebesar 00,00%, sehingga dapat dikatakan bahwa 100% yaitu yang berjumlah 29 siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem ini belum mencapai keberhasilan dan masih tergolong rendah untuk tingkat berpikir siswa. Berdasarkan hasil tersebut yang tergolong rendah maka peneliti dan guru bermaksud untuk memperbaiki dan tentunya meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara kritis di kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Agar lebih jelas maka nilai hasil pratindakan dari kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem dapat kita lihat dalam diagram di bawah ini dalam bentuk persen:
Gambar 1. Hasil Penilaian Pratindakan
Pada tahapan perencanaan ini, peneliti dan guru mengaitkan rencana perencanaan yang akan dibuat dengan masalah yang ditemukan pada observasi yang telah dilakukan yaitu pada kondisi awal yaitu pada aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar serta kemampuan berpikir secara kritis pada siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi teks iklan, slogan, dan poster.
Peneliti dan guru selanjutnya merancang pembelajaran guna memecahkan masalah yang terjadi dan dialami oleh para siswa dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia pada materi teks iklan, slogan, poster. Berikut adalah rancangan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada siklus I. 1) Peneliti berdiskusi dengan guru untuk mengenakan metode pembelajaran think pair and share yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif, 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, LKPD. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat berdasarkan kompetensi dasar, 3) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi, 4) Membentuk pasangan kelompok yang dilakukan secara acak berdasarkan no. presensi di kelas, 5) Mempersiapkan soal tes individu siswa pada siklus I.
Pada siklus I dimulai pada hari Selasa, 12 Oktober 2021 jam ke-1-2 yaitu pada pukul 07.00-09.00 WIB selama kurang lebih 2×60 menit. Materi yang dipelajari siswa pada pelaksanaan ini yaitu mengidentifikasi informasi (pesan) teks iklan, slogan, atau poster (yang membuat bangga dan memotivasi) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar. Pelaksanaan tindakan siklus I ini melalui beberapa tahapan dimulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun hasil dari siklus I sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Nilai Siklus I Kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem
Dari data di atas, diperoleh rata-rata untuk tingkat berpikir kritis siswa adalah sebesar 77,9 dari jumlah keseluruhan nilai siswa pada satu kelas yaitu pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Hal ini terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pratindakan sebesar 24,57. Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa pada kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) dalam jumlah persen yaitu sebesar 72,40%, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu sebesar 27,60% dari jumlah siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem yaitu 29 siswa. Dapat dikatakan pada siklus I ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari hasil nilai pratindakan yang telah dilakukan. Lebih jelasnya, berikut adalah diagram keberhasilan siswa dalam bentuk persen:
Gambar 2. Hasil Penilaian Siklus I
Pada tahapan tindakan siklus I ini selesai, maka peneliti dan guru mengobservasi mengenai pembelajaran pada siklus I untuk mengamati tingkat berpikir kritis siswa yang dilakukan dalam kegiatan diskusi dengan metode thinking pair and share yang berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Lembar observasi ini memuat berbagai aspek berpikir kritis yang terdiri dari lima komponen pernyataan. Masing-masing pernyataan dikategorikan dalam 5 kategori yaitu A (0%), kategoti B (25%), kategori C (50%), dan kategori D (75%), serta E (100%). Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode think pair and share. Hasil observasi berpikir kritis siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode think pair and share pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3. Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa Siklus I (Proses)
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dideskripsiskan sebagai berikut, pengamatan pada aspek pertama, siswa kelas VIII A ini menunjukkan bahwa siswa yang memperhatikan arahan dan penjelasan dari guru ini masih di rasa rendah karena dari jumlah siswa yang ada hanya 25% saja yang mengaktifkan kamera disaat guru menjelaskan materi. Pengamatan pada aspek kedua menunjukkan siswa cukup bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Siswa juga mulai aktif dalam pembelajaran serta lebih tepat waktu dalam pengumpulan tugas. Model TPS juga meningkatkan antusias siswa karena dengan berpasangan siswa lebih mampu memahami materi tentang teks iklan, slogan, poster dengan lebih baik.
Pada siklus I ini juga peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran siklus I dengan mengevaluasi proses pembelajaran bahasa Indonesia yang telah dilakukan guna mengetahui peningkatan kemampuan siswa berpikir secara kritis. Hasil penelitian dari observasi pada siklus I mengalami peningkatan dari hasil produk penilaian pratindakan. Proses kegiatan belajar pada kelas VIII A SMPN 4 Pakem ini juga sudah aktif dan antusias siswa untuk bertanya kepada guru juga sudah cukup, serta ketika pemberian tugas dan pengumpulan tugas siswa juga sudah tepat waktu untuk mengumpulkan tugas tersebut dan melihat hasil siklus I mengalami peningkatan yang cukup signifikan walaupun belum mencapai target sebesar ≥75%. Dari hal situlah peneliti dan guru bersepakat untuk meningkatkan kembali kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II nantinya dengan maksud menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kritis pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem serta ingin membantu siswa untuk mengaktifkan kamera di saat proses kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, maka guru dan juga peneliti sepakat untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus kedua. Perbaikan tersebut diantaranya yaitu 1) Meningkatkan bimbingan dan pengarahan agar seluruh siswa pada kelas VIII A dapat mengaktifkan kamera di saat proses pembelajaran. 2) Menciptakan suasana diskusi yang menarik namun tetap terkontrol, 3) Memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih gesit ketika mempresentasikan hasil pekerjaan kepada teman-teman yang lainnya.
- SIKLUS II
Pada tindakan siklus II ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tindakan siklus I, namun ada beberapa tahapan yang di tambah seperti evaluasi yang telah dilaksanakan pada tindakan siklus I. Adapun perencanaan pada siklus II yaitu Tahap pertama dalam siklus II adalah perencanaan. Peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II, yaitu sebagai berikut: 1) Kelompok dibentuk secara acak berdasarkan nomor presensi di kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang saja yaitu berpasangan guna menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan tentunya dapat bekerjasama satu sama lain. 2) Menciptakan suasana diskusi yang menyenangkan dan menarik akan tetapi tetap terkontrol agar siswa tidak bosan dan jenuh dan tentunya agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan dengan baik. 3) Meningkatkan pengarahan kepada siswa agar lebih memperhatikan dan menyalakan kamera ketika proses pembelajaran berlangsung. 4) Menysusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai kemampuan berpikir kritis. 5) Mempersiapkan soal tes siklus II.
Pada tahapan ini yaitu pelaksanaan tindakan dimana guru melaksanakan tindakan disesesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti yang sebelumnya telah berkonsultasi dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Oktober 2021 jam ke-1-2 yaitu pada pukul 07.00-09.00 WIB selama kurang lebih 2×60 menit. Materi yang dipelajari siswa pada pelaksanaan ini yaitu mengidentifikasi informasi (pesan) teks iklan, slogan, atau poster (yang membuat bangga dan memotivasi) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar yaitu dimulai dengan beberapa tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun hasil pada siklus II yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Nilai Siklus II Kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem
Dari data di atas, diperoleh rata-rata untuk tingkat berpikir kritis siswa adalah sebesar 84,6 dari jumlah keseluruhan nilai siswa pada satu kelas yaitu pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Hal ini terjadi peningkatan dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 6,7. Dari data di atas menjelaskan bahwa siswa pada kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) dalam jumlah persen yaitu sebesar 100%, itu artinya seluruh siswa yaitu 29 siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem telah mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Dapat dikatakan pada siklus II ini terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari hasil nilai pratindakan dan siklus I yang telah dilakukan. Lebih jelasnya, berikut adalah diagram keberhasilan siswa pada siklus II dalam bentuk persen:
Pada siklus II ini peneliti dan juga guru melakukan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya dengan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode think pair and share pada pembelajaran siklus II. Obsevasi ini dilakukan terhadap siswa dengan menggunakan lembar obsevasi yang telah disiapkan oleh peniliti. Berikut ini adalah hasil observasi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode think pair and share pada siklus II:
Tabel 5. Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa Siklus II (Proses)
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut, pengamatan pada aspek pertama, siswa kelas VIII A ini menunjukkan bahwa siswa yang memperhatikan arahan dan penjelasan dari guru ini masih di rasa rendah karena dari jumlah siswa yang ada hanya 25% saja yang mengaktifkan kamera disaat guru menjelaskan materi ini terjadi juga pada siklus II. Pengamatan pada aspek kedua menunjukkan siswa cukup bersemangat mengikuti proses pembelajaran dan antusias untuk mengajukan pertanyaan kepada guru. Keaktifan siswa juga meningkat sebesar 75% dalam pembelajaran serta tepat waktu dalam pengumpulan tugas. Model TPSpada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan antusias siswa karena dengan berpasangan siswa lebih mampu untuk memahami materi tentang teks iklan, slogan, poster dengan jauh lebih baik.
Pada tindakan siklus II berakhir, peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, tingkat berpikir kritis siswa mengalami peningkatan. Siswa sudah mampu untuk menganalisis dan fokus terhadap masalah yang dipelajari, mampu untuk mencari informasi dari berbagai sumber mengenai materi yang dipelajari, mampu untuk memberikan pendapat, menyampaikan pendapat, dan aktif dalam pembelajaran, serta sangat antusias ketika menyajikan hasil diskusi yang para siswa kerjakan. Pada observasi ini, guru juga sadar mengenai pentingnya penggunaan berbagai metode pembelajaran yang bervariatuf agar pembelajaran bahasa Indonesia tidak terkesan meonoton sehingga para siswa dapat antusias untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hasil penilaiaan berpikir kritis siswa pada siklus I dan siklus II ini menunjukkan tingkat berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yaitu sebanyak 27,60% dari nilai ketuntasan pada hasil produk siklus I sebanyak 72,40% ke siklus II yaitu sebanyak 100%. Dalam presentase tersebut menunjukkan bahwa siswa telah mencapai taraf keberhasilan minimal yaitu ≥75% dari total nilai penilaian produk. Peningkatan ini dirasa sangat maksimal oleh peneliti dan guru karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penilaian dirasa cukup hingga pada siklus II dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
- Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Teks Iklan, Slogan, Poster Menggunakan Metode Think Pair and Share
Berdasarkan hasil penilaian produk soal berpikir kritis siswa setelah tindakan siklus I, kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks iklan, slogan, poster mengalami peningkatan dibandingkan dengan penilaian pada saat pratindakan. Peningkatan ini ditunjukkan dengan meningkatknya ketuntasan siswa dari 00,00% pada pratindakan menjadi 72,40% pada siklus I. pada siklus II, penilaian kemampuan berpikir secara kritis juga meningkat secara siginifikan dibandingkan dengan penilaian pada siklus I. Peningkatan ini ditunjukkan pada penilaian produk siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan yaitu sebanyak 100%. Peningkatan tersebut dirasa sangat memuaskan karena kriteria keberhasilan yang telah ditentukan sudah memenuhi target yaitu telah mencapai 75%.
Peningkatan kemampuan berpikir siswa secara kritis dalam materi teks iklan, slogan, poster pada pratindakan, pasca tindakan siklus I, dan pasca tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan jumlah nilai rerata dari pratindakan, tindakan siklus I, dan siklus II juga dapat disajikan dalam diagram di bawah ini:
Dari diagram di atas dapat diketahui peningkatan nilai rerata dari pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pratindakan diperoleh nilai rerata 53,33 meningkat sebesar 24,57 menjadi 77,9 pada siklus I dan meningkat lagi 6,7 menjadi 84,6 pada siklus II.
Pencapaian kriteria ketuntasan siswa dapat dilihat dalam diagram dalam bentuk persen berikut ini:
Dari diagram di atas dapat dilihat peningkatan pencapaian kriteria ketuntasan siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan pada pratindakan sebesar 00,00% meningkat menjadi 72,4% pada siklus I dan menjadi 100% pada siklus II.
- SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan kegiatan penelitian tindakan kelas yang telah terlaksana, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan kamampuan berpikir kritis dalam pembelajran teks iklan, slogan, poster dengan model pembelajaran think pair and share (TPS) untuk siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Peningkatan ini terjadi dalam bentuk peningkatan proses dan peningkatan hasil.
Proses pembelajran teks iklan, slogan, poster dengan model pembelajaran TPS pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem mengalami peningkatan yang siginikan hal ini terlihat pada tiga aspek yang diobservasi yaitu kerjasama dalam kelompok, keaktifan dalam mengemukakan pendapat, serta keaktifan dalam menjawab pertanyaan. Peningkatan proses pembelajaran terjadi secara bertahap dari pratindakan, siklus I, dan siklus II.
Peningkatan hasil merupakan peningkatan pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi informasi (pesan) teks iklan, slogan, atau poster yang diukur dengan nilai tes. Penggunaan model pembelajaran TPS dalam kegiatan belajar mengajar materi teks iklan, slogan, poster di SMP Negeri 4 Pakem terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi teks iklan, slogan, poster dengan baik.
Peningkatan nilai siswa dapat dilihat dari rata-rata tiap tindakan atau tahapan. Rata-rata nilai siswa pada pratindakan sebesar 53,33 meningkat sebesar 24,57 pada siklus I sehingga rata-rata pada siklus I sebesar 77,9. Kemudian, meningkat sebesar 6,7 dari siklus I ke siklus II sehingga rata-rata pada siklus II menjadi sebesar 84,6. Dengan demikian, terjadi peningkatan nilai siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share ini menunjukkan bahwa lebih dari 75% siswa mendapatkan nilai tuntas.
SARAN
Saran yang perlu disampaikan setelah melakukan penelitian tindaakn kelas dengan model pembelajaran think pair share dalam pembelajaran teks iklan, slogan, poster pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem ini sebagai berikut.
- Bagi Guru
Model pembelajaran TPS ini dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi teks iklan, slogan, poster di kelas VIII A SMP Negeri 4 Pakem. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan model pembelajaran TPS dalam pembelajaran materi lainnya karena dapat me,bantu iswa dalam meingkatkan kemampuan berpikir kritis.
- Bagi Siswa
Penggunaan model pembelajaran TPS ini dapat memberikan variasi belajar bagi siswa. Oleh karena itu, siswa hendaknya dapat lebih kreatif, aktif, dan kooperatif dalam menggunakan model pembelajaran TPS untuk memahami sebuah mataeri.
- Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai contoh penerapan untuk pembelajaran lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aprida, dan Muhammad Darwis, D. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Fitrah Jurnal-jurnal Keilmuan, hal. 337
Situmeang, Ilona Vicenovie Oisina. 2016. Modul Pengantar Periklanan. Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Persada Indonesia YIA.
Trianto, Agus. 2007. Pasti Bisa Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Wahono, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia SMP-MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Supriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya.
Nurlaela, Luthfiyah dan Ismayati, Euis. 2015. Strategi Belajar Berpikir Kreatif. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Zakiah, Linda dan Ika Lestari. 2019. Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran. Jakarta: Erzatama Karya Abadi
Arend, R. 2013. Learning to teach. (M.F. Yulia, Penerj.). Jakarta: Salemba Humanika.
Asrori, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Peningkatan Kompetensi Guru). Yogyakarta: Multi Pressindo