Foto : Bu Murwati ketika menguatkan karakter di workshop “PEKA”
SMP Negeri 4 Pakem – “Character cannot be developed in ease and quiet. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved.” — Helen Keller. (Karakter tidak dapat dikembangkan dengan mudah dan dalam ketenangan. Hanya melalui pengalaman berupa ujian dan penderitaan yang dapat memperkuat jiwa, visi dibersihkan, ambisi didapat, dan kesuksesan diraih.)
Sejalan dengan pernyataan Hellen Keller tersebut bagi SMP Negeri 4 Pakem yang merupakan “Sekolah Berkarakter Juara” pendidikan karakter harus senantiasa terus ditumbuh dan kembangkan. Pembekalan dan penguatan guru terus dilakukan. Antara lain dengan Workshop Implementasi Pendidikan Karakter Antikorupsi bagi guru SMP Negeri 4 Pakem. Kegiatan ini dilaksanakan pada 17 Januari 2022 bertempat di SMP Negeri 4 Pakem. Pendidikan Karakter Antikorupsi yang secra prinsip sudah dilaksanakan sejak lama di SMP 4 Pakem merupakan salah satu langkah untuk mencapai dan membentuk profil pelajar Pancasila. Dengan ini, pembentukian watak/karakter sebagai tujuan utama pendidikan dapat tercapai. Pendidikan Karakter Antikorupsi (PEKA) adalah satu kesatuan dari pendidikan karakter generasi muda untuk menguatkan sikap dan perilaku antikorupsi dalam diri peserta didik sejak dini.
Selaku pembicara Pengawas sekolah, Murwati Widiani, M. Hum., menyampaikan bahwa prinsip antikorupsi ialah dilaksanakan dalam jangka panjang, memperhatikan tahapan perkembangan peserta didik, memadukan antara pemahaman kesadaran dan contoh perilaku, serta merupakan bagian dari penguatan pendidikan karakter.
“Pendidikan Karakter Antikorupsi dilaksanakan terintegrasi dalam pembelajaran, hal ini diterapkan oleh guru dan peserta didik. Sehingga, tujuan pendidikan dapat tercapai,” ujar Bu Murwati.
Nilai-nilai pendidikan karakter antikorupsi yang diharapkan diintegrasikan dalam perencanaan pembelajaran ialah kejujuran, kedisiplinan, kepedulian, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, kemandirian, keberanian, dan keadilan. Ketika pendidikan karakter antikorupsi sudah terintergrasi ke dalam perencanaan pembelajaran, maka akan terlaksana dalam proses pembelajaran sampai ke penilaian. Dengan demikian peserta didik SMP Negeri 4 Pakem menjadi insan yang tumbuh dalam balutan nilai-nilai karakter yang kuat khususnya dalam karakter antikorupsi.
Tidak hanya dalam intrakurikuler atau pembelajaran, nilai antikorupsi juga ditanamkan pada ekstrakurikuler dan kokurikuler. Pada ekstrakurikuler semisal nilai antikorupsi pada pramuka, ekstrakurikuler keagamaan, dan lainnya. Lalu pada kokurikuler diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi dalam penguatan dan penugasan yang dikemas dengan proyek seperti poster, slogan, infografis, esai, puisi, dan cerpen.
Ponidi, S.Pd. selaku kepala SMP Negeri 4 Pakem sangat menekankan pentingnya karakter antikorupsi bagi seluruh warga sekolah mulai dari peserta didik hingga ke seluruh pendidik maupun tenaga kependidikan. “Mental dan karakter antikorupsi harus terus kita kuatkan bagi seluruh warga sekolah sehingga peserta didik mempunyai bekal yang kuat demi kesuksesan mereka di masa yang akan datang,” ujar Ponidi.
Setiap calon peserta didik yang masuk (ini terus disampaiakan terutama menjelang penerimaan peserta didik baru) di SMP Negeri 4 Pakem harus siap dengan gemblengan karakter secara keseluruhan meliputi fisik, mental, maupun disiplin. Salah satunya adalah karakter antikorupsi.
“Korupsi tidak sebatas uang, namun perilaku yang tidak berkesesuaian dan merugikan orang lain juga termasuk perilaku korupsi. Maka, kejujuran menjadi kunci dari perilaku antikorupsi,” pungkas Bu Marwati. ***
(smb)